Minggu, 11 Maret 2012

Cerita Hidup di Rantau 3

Sebagai warga pendatang sudah sewajarnya kita berhati-hati terhadap orang asing, begitu pun saya dengan suami. Ketika kami sedang jalan-jalan dikota jubail ada seorang supir taxi yang menawarkan jasanya, namun suami ragu mungkin karena melihat perawakan supir tersebut berbadan tinggi berkulit hitam, saya pun merasa takut apalagi saya dulu pernah mendengar cerita bahwa ada supir taxi yang membawa kabur perempuan.Namun kejadian yang saya alami membuat saya agak malu, karena saya sudah bersu'udzhon terlebih dulu. Ketika supir tersebut menawarkan taksinya untuk kedua kalinya suami kemudian mengiyakan, Ketika akan masuk ke dalam taxi suami sempat berbisik agar nanti ketika turun dari taksi saya yang duluan turun. Dalam taksi semua senyap karena memang supir tersebut tidak bisa berbahasa inggris dan suami pun hanya bisa bahasa arab seperlunya. Tiba-tiba si supir berteriak "Astaghfirullah..."  sambil dia marah-marah karena ada mobil yang tiba-tiba saja menyalip. Hati saya makin resah aja melihat temperamen supir tersebut, dalam hati saya sempat menyesal kenapa mengiyakan saja ketika suami mengajak naik taksi  tersebut. Namun ketika sudah sampai ditujuan, supir taksi tersebut dengan sigap keluar lebih dulu dan membukakan pintu buat saya dan anak-anak, kemudian ketika suami bayar ongkos taksinya dia memberikan sebagian uangnya pada anak-anak saya masing-masing 1 real sambil tak lupa dia mengusap-usap kepala anak-anak saya. Suami saya langsung berkata "syukron, syukron.."  dan supir itu pun tersenyum mengangguk tanpa berkata-kata. Saya yang melihat kejadian tersebut hanya bisa bengong dan berkata dalam hati, ternyata kita tidak bisa menebak seseorang hanya pada penampilannya saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar